Insight Baru Kala Pandemi

Sejak pandemi sekitar bulan Maret, memberi beberapa insight baru buat aku terutama dalam aspek kesehatan, financial, iptek, rohani, psikis dan jasmani. Ada beberapa hal yang aku dapatkan informasinya selama Work from Home (WfH). Mungkin sebelumnya aku cuma tahu sekilas aja, tapi karena WfHku tidak banyak load pekerjaan, jadi bisa deh kepo lebih banyak tentang hal-hal baru. Ini berguna banget buat mengatasi kecemasan dan kejenuhan saat pandemi. Karena zuzur aja, aku 3 bulan (sekitar 90 hari) di rumah aja tuh rasanya kayak dipenjara :'' 

Eits, bukan karena aku gak suka di rumah lho, tapi lebih mengarah ke perasaan takut akan virus & belum tahu kapan semua ini akan berakhir. Beda kalau memang di rumah aja dan boleh refreshing ketemu temen-temen. Pokoknya aku pernah merasakan sejenuh itu, rasanya bangun tidur terus melakukan aktivitas yang sama sampai tidur lagi. Bangun tidur pengen dapat kabar ada vaksin atau setidaknya tidak ada penambahan kasus pasien. 

Bersyukur banget di situasi sulit seperti itu, aku sudah bekerja dan hanya terkena dampak sistem kerja yang semula direct menjadi indirect atau daring. Gimana rasanya yang profesinya mengharusnya kontak langsung dengan pasien (e.g dokter, perawat, petugas layanan kesehatan). Pokoknya aku masih sangaat bersyukur, terima kasih Yaa Allah.

Pertama, aku mau sharing tentang hal baru dari aspek kesehatan
Sebelum pandemi, aku ikut cek kesehatan di tempat kerja dan dapat edukasi dari dokter juga ahli gizi. Dari situ aku kembali merasa terchallenge untuk rajin olahraga dan mengatur pola makan. Kira-kira seminggu setelah cek kesehatan itu, aku jadi rajin olahraga lewat instruktur virtual Youtube. Jadi saat WfH, kebiasaan itu berlanjut dan jadi bisa dilakukan pagi hari setelah berjemur. Nah, waktu dan durasi berjemur ini ada beberapa versi yang bikin aku sempat bingung juga 😅 Aplikasi untuk olahraga ini selain dari Youtube, bisa juga dicatat pakai aplikasi.

Then, karena aku bukan anak gamers jadi aku juga agak bingung nih mau ngapain selain keliling dari medsos ke medsos. Sebagai cewek yang lebih suka belanja konvensional (liat langsung barangnya), aku hampir tidak pernah belanja online dan beneran se-tidak tertarik itu dengan marketplace olshop. Akhirnya aku install deh salah satu marketplace dan ternyata ada banyak banget fungsinya, bukan hanya belanja tapi ada games dan bukan sekedar buat hiburan, tapi koinnya bisa buat potongan harga.

Aku prefer pilih barang yang langsung dari distributor resmi atau minimal best seller untuk produk yang dikonsumsi. Belanja online pertamaku adalah cuci muka yang dari dulu udah penasaran pengen pakai karena sederhana (tidak berwarna, tidar berbau, tidak berbusa). Setelah itu, aku beranjak cari produk yang bisa dikonsumsi untuk meningkatkan imun & kesehatan selain obat-obatan. So, aku memutuskan untuk cari madu (honey). Ternyata jenis madu itu banyak banget, padahal biasanya yang dikonsumsi madu yang mudah dicari di minimarket. Madu yang cukup pricey tentu khasiatnya juga lebih baik daripada yang biasa. Akhirnya aku memutuskan untuk beli Madu Manuka (reviewnya di artikel setelah ini ya). Setelah beberapa kali mengonsumsi, aku ngerasa ada respon tubuh yang sama, seperti mendetoks perut, mungkin karena ada probiotiknya.

Tapi beberapa bulan kemudian, ketika udah mau habis tapi aku masih pengen mengonsumsi, aku cari referensi dan tanya ke temen tentang Madu Clover. Sama-sama dari wilyah Australia & New Zealand dan khasiatnya juga sejenis. Bedanya, Clover Honey ini lebih pricey, jadi aku beralih kesini.

Kedua, tentang aspek financial
Seperti yang udah aku sampaikan sebelumnya, aku jadi kenal salah satu marketplace yang multifungsi. Manfaat yang aku rasain selain beli barang dan main games, bayar listrik jadi lebih mudah, dapat potongan harga, dan dapat cashback juga. Sangat membantu dan menguntungkan sih buat aku.

Aku juga jadi rajin nonton konten Youtube tentang finance planning buat milenial dan sedikit tentang investasi. Beberapa konten Youtube nih bisa menggiring ketertarikanku tentang hal-hal baru yang bisa untuk dicoba. Untuk belajar dan praktek financial planning ini gak dipungut biaya, cukup jujur aja sama diri sendiri tentang kondisi keuangan pribadi dan terget kita jangka pendek maupun jangka panjang. Menurutku, jangan menutup diri juga atau menganggap diri ini selalu benar, misal konsumsinya tinggi tapi beberapa pos saving belum terisi, nah harus sadar diri aja sih kalau mau mulai mengelola keuangan pribadi.

Pola konsumsi saat pandemi juga berubah dan lebih mudah mengatur alokasi keuangan, bahkan beberapa pos tidak terpakai. Misalnya untuk beli snack di luar, itu jadi berkurang karena di rumah malah jadi sempat masak dan percobaan bikin jenis makanan yang belum pernah bikin sendiri sebelumnya. Kemudian bensin juga aman karena gak pergi kemana-mana. Penggunaan skincare tentu juga kelihatan banget jarang dipakai, jadi sangat bisa melindungi stok yang tersisa. 

Ketiga, ilmu pengetahuan dan teknologi
Sejak awal tahun, aku memberanikan diri mengambil kerjaan tambahan dengan membantu proses penyusunan sebuah penelitian kualitatif. Sebelum pandemi, bener-bener dikejar waktu dan dituntut untuk membagi waktu mengerjakan beberapa kegiatan, termasuk tugas ini. Selama pandemi, memang sih load pekerjaan utama masih bisa dihandle dan cenderung selo. Dengan adanya tugas ini, masa pandemiku jadi terisi dengan surfing kebutuhan materi yang berkaitan dengan tema. Jadi menurutku hal ini sangat membantuku memahami hal baru, baik dalam hal empiris maupun teoritis. Selain itu, aku juga jadi sempat untuk baca buku yang selalu jadi me time selain tulis menulis.

Kalau dari teknologi, udah jelas ya hampir semua orang di usia produktif pasti terpapar wawasan teknologi untuk pertemuan online maupun hal lainnya. Keberadaan smartphone menurutku termasuk teknologi juga, tapi yang sangat membuka wawasan baru bagiku adalah penggunaan Zoom dan Webex dalam keseharian karena aku sebelum pandemi belum pernah pakai aplikasi semacam itu.

Keempat, tentang jasmani dan rohani
Kegiatan jasmani udah aku singgung di atas khususnya tentang olahraga. Kalau rohani mungkin jadi llebih tertarik dengan mendengarkan konten-konten di Youtube tentang kerohanian karena dikemas menarik banget baik on air maupun off air. Oh iya, aku juga ngerasa selama pandemi jadi lebih deket sama Youtube daripada televisi. Entah karena selama pandemi kontennya diperbanyak dan makin menarik atau aku aja yang baru deket akhir-akhir ini. 

Beberapa hal yang jadi concern aku saat pandemi selain jadi tau konten kerohanian yang menarik, juga tentang konsep lifestyle dan investasi. Aku udah tertarik tentang konsep hidup minimalis sejak lama dan mencoba mengambil beberapa yang sekiranya bisa aku terapkan (btw madu manuka itu juga terpengaruh dari salah satu konten Youtube tentang minimalist lifestyle).

Kesehatan mental juga sangat jadi concernku untuk menjaga kewarasan di saat pandemi. Salah satu channel Youtube favoritku jadi panduanku untuk belajar mengelola kesehatan mental. Selama pandemi rasanya jadi lebih kenal sama diri sendiri karena banyak waktu luang, tapi juga jadi tantangan untuk selalu bisa membuat diri happy meski di rumah aja.

---

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Direndahkan

Ada yang Selalu Bikin Kangen

Sebuah Titik Keindahan Dibalik Kegagalan